Rabu, 22 Oktober 2014

Kampung Batik Yogyakarta Berbenah

Penobatan Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai Kota Batik Dunia oleh Dewan Kerajinan Dunia menumbuhkan harapan bagi perajin batik di sejumlah sentra kerajinan batik di DI Yogyakarta untuk kian mengembangkan kawasan mereka menjadi kampung wisata berbasis kerajinan batik. Pengembangan tersebut diharapkan bisa mendongkrak perekonomian perajin batik yang selama ini hanya menggantungkan pendapatan dari hasil penjualan batik. Batik betawi 

Kampung Giriloyo di Desa Wukirsari, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta, yang menjadi acuan pemberian penghargaan tersebut kini terus berbenah dan meningkatkan paket wisata yang ditawarkan dengan memberdayakan masyarakat setempat. ”Para perajin kami berdayakan sebagai pendamping saat adanya kunjungan wisata. Warga setempat juga dilibatkan dalam hal penyediaan konsumsi bagi wisatawan pengunjung kampung kami,” tutur Nur Ahmadi, Ketua Paguyuban Batik Giriloyo sekaligus Ketua Desa Wisata Wukirsari, di Kampung Giriloyo, Selasa (21/10/2014).

Kini, sedikitnya 1.000 wisatawan mendatangi kampung tersebut setiap bulannya dan sebagian besar merupakan pelajar dari berbagai daerah. Salah satu rombongan pengunjung kampung tersebut adalah pelajar SMK Pariwisata Telkom Bandung. Menurut Kepala Sekolah SMK Pariwisata Telkom Bandung Sunarya, sekitar 200 muridnya berkunjung ke kampung wisata tersebut agar mereka dapat mempelajari cara membatik sekaligus melestarikan warisan budaya tersebut.

Predikat Kota Batik Dunia yang diraih DI Yogyakarta juga membawa angin segar bagi kawasan sentra kerajinan batik Desa Gulurejo, Kecamatan Lendah, Kabupaten Kulon Progo, DI Yogyakarta, yang juga tengah dikembangkan menjadi desa wisata berbasis kerajinan batik. ”Desa wisata kami baru mencapai tahap embrio. Namun, dengan penganugerahan predikat Kota Batik Dunia diharapkan mampu mendongkrak pertumbuhan desa wisata yang sedang kami bangun ini,” papar Ketua Asosiasi Perajin Pengusaha Batik Kulon Progo Umbuk Haryanto. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar